Jadi, selama ini dugaanku benar.
Anak laki-laki yang pertama kali kutemui saat mendaftar di SMP adalah kau.
Awalnya, aku tidak yakin apakah anak laki-laki itu kau atau bukan. Aku juga
tidak yakin, wanita yang menanyaiku saat pendaftaran itu, ibumu atau bukan.
Semuanya jelas malam ini. Entah
mengapa, tiba-tiba aku merindukanmu. Iseng, aku membuka facebook dan mencari
profilmu, karena hanya facebook, satu-satunya koneksi antara kita berdua saat
ini. Dari iseng tersebut, aku jadi semakin penasaran bagaimana kabarmu saat
ini. Akhirnya, aku membuka kronologi di facebookmu dari tahun ke tahun. Dari
situlah aku sadar. Selama ini, banyak sisi lain dari dirimu yang belum
kuketahui. Mulai dari dirimu yang ternyata mengidolakan Bambang Pamungkas.
Dirimu yang sebenarnya romantis walaupun jahil. Dirimu yang sebenarnya
menyimpan kesedihan karena mempunyai masalah dengan orangtuamu. Dirimu yang
ternyata hanya menjadikan menggambar dan mendesain sebagai hobi, bukan ingin
mempelajarinya lebih lanjut. Dirimu yang mau berusaha demi orangtua. Dirimu
yang ternyata bisa menulis catatan di facebook dengan kata-kata yang indah dan
bahkan tidak lebay. Dan mungkin, masih ada sisi lain dari dirimu yang belum ku
ketahui hingga saat ini.
Jujur saja, sering aku menangis
untukmu. Tapi, seiring berjalannya waktu, aku sadar tidak ada gunanya menangis
untuk cinta. Dari situlah aku mencoba menghapus dirimu dari hidupku. Mencoba
melupakan dan membuang jauh semua yang berkaitan denganmu. Sulit memang. Bahkan
aku membutuhkan waktu yang lama.
Kau tahu? Kau adalah orang terlama yang
mengisi hatiku. Entah mengapa, sangat sulit melupakanmu. Selama beberapa tahun,
aku tidak bisa menemukan seseorang yang bisa menggantikan.
Tapi, kau juga harus tahu. Walaupun
aku memendam rasa suka saat itu, tapi sesungguhnya aku lebih menyukai kita
sebagai sahabat. Bercerita masalah satu sama lain tanpa ragu dan canggung.
Bercanda satu sama lain tanpa takut bila salah satu ada yang tersinggung.
Bahkan, karena begitu akrab, kau sangat sering meminta pullpen atau pensilku.
Kau juga sering memintaku untuk membeli “gerrry salut coklat”. Lucunya jika aku
membeli Gerry dengan bungkus warna merah, kau akan menukarnya dengan milikku
yang berwarna coklat. Anehnya, kau menyukai Gerry yang coklat, tapi tidak
menyukai miuman dengan rasa coklat. Aku bahkan bingung harus membeli minuman
apa, sampai akirnya aku membeli kopi untukmu.
Kau tahu? Aku sangat senang saat
kau berkata “Aku tidak mau berkelompok dengannya, aku mau jika kau juga ada di
sana”. Aku juga senang saat kau berkata “Jangan terlalu dekat dengannya, tidak
baik, aku tidak suka”. Entah apa yang kau pikirkan saat kau mengatakan kalimat
itu.
Oh iya, ada satu hal yang sangat
lucu tentang dirimu. Jika aku mengingatnya, aku selalu tertawa. Saat itu akhir
tahun kelas 2 SMP. Sekolah akan mengadakan pentas seni yang salah satu isinya
adalah drama. Guru bahasa Indonesia menunjukmu sebagai salah satu aktornya.
Awalnya kau tidak mau. Tapi akhirnya tampil juga. Terus apa lucunya? Bagian
lucunya adalah di drama itu kau berperan sebegai Kleting Kuning yang buruk
rupa. Padahal kau adalah anak laki-laki.
Saat kelas 3 SMP, semuanya menjadi
semakin dekat. Kita bahkan harus masuk kelas tambahan yang sama untuk mata
pelajaran matematika dan fisika. Kau, kau juga harus mengikuti kelas tambahan
untuk bahasa inggris. Tapi, karena kau selalu memintaku untuk mengajarimu, aku
yang seharusnya tidak mengikuti kelas tambahan untuk bahasa inggris, rela
mengikutinya.
Sampai tiba saat ujian. Kau duduk
di bangku paling depan dan aku ada di bangku ketiga. Kita duduk satu deretan.
Sebelum bel masuk berbunyi, aku harus mencari bangku lain karena kau selalu
duduk bi bangkuku sambil belajar.
Saat perpisahan tiba. Kau tidak
datang. Aku kecewa sekali. Aku bahkan tidak fokus menonton pementasan, karena
aku terus saja celingukan mencarimu. Tapi, tiba-tiba, seorang wanita datang dan
duduk tepat di depanku. Ia sangat cantik. Ia lalu berkata “Teman sekelasnya
_____ ya! Hari ini, dia tidak bisa datang”.
Ternyata ia adalah ibumu, orang yang kutemui saat pendaftaran.
Apakah ini sebuah kebetulan atau
apa? Entahlah. Yang aku tahu, semua yang kita alami didunia bukanlah kebetulan.
Semuanya adalah skenario Tuhan. Rencana Tuhan. Semoga, jika kita dipertemukan
kembali, pertemuan itu adalah rencana Tuhan.